Stop Membandingkan Pasangan dengan Orang Lain



Banyak wanita ingin pasangannya selalu sempurna. Sayangnya, cara yang dilakukan adalah dengan membandingkan pasangan dengan pria lain. Walaupun diperbolehkan, namun cara ini ternyata membawa dampak negatif bagi sang suami. Salah satunya aadlah dia merasa direndahkan dan malah memperburuk hubungan.

Perselisihan dalam sebuah hubungan rumah tangga hendaknya tetap mengacu pada pemikiran yang lebih rasional dan mencari solusi terbaik dalam menyelsaikan masalah dan tidak melakukan pembandingan dengan pasangan lainnya karena dengan melakukan pembandingan dengan hubungan bukan menjadi penyelesaian malah dapat memperburuk keadaan sebagai efek yang malah memperburuk keadaan dan juga kondisi hubungan rumah tangga.

Menurut pendapat dari Dosen psikologi Universitas Indonesia (UI), Fifi Nurwianti, S.Psi., M.Si mengatakan bahwa yang membandingkan-bandingkan dengan pasangan lain memiliki nilai moral yang tidak etis lantaran punya kecenderungan untuk merendahkan pasangan “Membandingkan itu sudah melanggar prinsip etis karena peniliaian etis ini adalah bersifat merendahkan karena pengaruh aturan moral,” ujar Fifi kepada Modis.

Pembandingan yang biasa terjadi dipengaruhi oleh beberapa hal seperti harta kekayaan, kesuksesan, kepandaian, kecantikan, ketampanan, dan lainnya. “Pembandingan ini biasanya membuat pasangan menjadi tersinggung dan kecewa pada kita dan dirinya sendiri. Terkadang pembandingan tersebut untuk mendorong pasangan bukan menjadi lebih maju malah membuatnya berpikir negatif pada dirinya dan tak mau maju untuk berkembang lagi,” Fifi menambahkan.

MENJAGA PERASAAN
Upaya membangun hubungan yang permanent dan tetap romantis, Fifi menyarankan agar mengutamakan untuk selalu menjaga perasaan pasangan dengan tidak mengucapkan kata-kata buruk, dan tidak membanding-bandingkannya dengan orang lain. Menurutnya, melakukan pembandingan dengan pasangan lain biasanya selalu berawal dari ketidak puasan yang dialami pasangan ketika menginginkan pasangannya agar lebih baik seperti orang lain dan dengan harapan bisa memotivasi pasangan agar bisa sebaik orang lain yang menurutnya dipandang baik sesuai dengan harapan. 

Namun pernyataan itu dibantah oleh Fifi karena setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan “Ada ketika salah satu pasangan saat membuat pembandingan bisa memberi perubahan kepada pasangan agar lebih baik dan bisa untuk menyenangkannya, tapi yang biasa dialami adalah tekanan dalam batinnya jika tidak bisa menyerupai dengan orang lain yang dibandingkan,” terang Fifi.

Bagi Fifi, melakukan pembandingan biasanya lebih banyak memiliki kelemahan. Selain menimbulkan keretakan rumah tangga, bisa juga mendorong motivasi pasangan untuk berselingkuh dengan mencari orang lain yang bisa lebih memahami dirinya apa adanya. 

“Lebih baik terima kondisi pasangan apa adanya kalaupun ingin memotivasi lakukan dengan cara yang lebih halus dan gunakan contoh referensi yang tidak memojokkan namun bisa mendorong motivasi bagi pasangan untuk bisa memenuhi harapan,’ ucapnya.

SALING MENGHORMATI
Selain menghindari sikap saling merendahkan. Ada baiknya terbuka dengan kekurangan masing-masing dan saling toleran terhadap sifat masing-masing. Menurut Fiti, jika bisa saling menghormati adat kebiasaan dan bisa saling beradaptasi dengan kekurangan pasangan, maka akan lebih mudah memelihara ketentraman rumah tangga. 

“Selain saling menghormati, ada baiknya juga mengutamakan kejujuran sejak awal. Karena kejujuran menjadi hal yang penting dan bisa dikatakan utama dalam hal mempertahankan kemesraan hubungan antara Anda dan suami,” imbuhnya. *02-gor

Comments

Popular Posts